WM vs SAHM??? oh please,,,stop judging and get a life!

Akhir-akhir ini dunia persosial media-an kembali dihebohkan dengan perdebatan yang tiada pernah habisnya:

"WORKING MOM vs STAY AT HOME MOM"

Capek yah klo diikutin ini perdebatan. Ibu bekerja selalu disudutkan dengan berbagai macam alasan dan Ibu Rumah Tangga selalu nyinyir karena merasa lebih hebat karena mereka selalu bersama anak mereka dari pagi hingga malam hari, tanpa gaji, tanpa jam kerja, tanpa cuti, (dan terkadang) tanpa pembantu. Apalagi sekarang ini lagi banyak beredar di social media yang menyudutkan ibu bekerja kaya gini:

Bukan maksud hati ibu mau meninggalkan kalian dengan pembantu. Kalau bisa sih ibu ada di rumah sama kalian, menyuapi kalian, bermain bersama kalian, tidur siang, memandikan kalian. Hal itu selalu ibu nantikan ketika ibu sampai di rumah nak.

Jangan salah, saya pernah jadi Ibu Rumah Tangga tanpa bantuan pembantu selama 2 bulan lho! Abis melahirkan anak kedua pula! Jadi bisa dong dibayangkan, selain mengurus newborn (yang tentunya harus extra), saya cukup disibukkan dengan 17 months toddler! Belum lagi semua pekerjaan rumah tangga (minus cuci-gosok karena pake laundry kiloan) harus dikerjakan sendiri. SAYA SANGAT TAHU susahnya jadi stay at home mom.Yang satu minta nenen, satunya lagi menangis minta digendong. Belum lagi si kakak hanya mau makan kalo digendong! Pernah sampai suatu ketika ketika saya sudah mau meledak, akhirnya si kakak saya taruh di carseat, pasang seat belt dan biarkan saja meraung selama setengah jam, ditemani dot penuh susu-nya sampai akhirnya tertidur, sementara saya menyusui adiknya yang baru berusia sebulan. Mau gimana lagi? Tangan saya hanya dua.

Tapi meskipun terlihat sangat repot dan menyusahkannya menjadi Ibu Rumah Tangga, saya sangat menikmatinya. Saya bahagia dekat dengan anak-anak saya, saat sehat maupun sakit. Saya mendapat gaji penuh selama 3 bulan, tapi saya masih bisa di rumah bersama mereka. Di akhir hari saya selalu bersyukur mendapati malaikat-malaikat kecil saya tertidur pulas dan gemuk-gemuk.

Trus kalau ditanya "trus kenapa lo kerja sekarang? Self-actualization?" Hahaha bull shit ah! Nooohhh liat aja tuh biaya masukin anak ke PAUD, KB, TK, SD, SMP, SMA ampe kuliah. Emang bayar pake daun??? "ya udah masukin aja ke SD yang murah." Hmmmm....ya silakan aja masukin ke SD murah klo situ yang punya anak. Saya sih punya cita-cita pengen nyekolahin anak di tempat yang baik, yang bagus, yang berkualitas. Maka saya bekerja, membantu meringankan suami dengan cara saya.

"Emangnya suami lo kemana sih? Ngga bisa nafkahin?" Ya bisa. Tapi saya ngga mau membebankan semua ke dia. Kita kan juga mau hidup layak dan memberikan terbaik untuk anak-anak. Naik mobil emangnya ngga pake nyicil? Punya rumah emangnya ngga bayar? So far, this is what I can do, what I can contribute.
"Oh ya udah, jadi work at home mom aja!" Nahhh ini dia yang saya ngga ngerti bagaimana menjalankannya. Sepertinya kalau saya sudah di rumah, sudah cukup sibuk ya ngurus 2 anak yang lucu-lucu ini. Kapan bisa kerjanya? Dan setahu saya, belum ada tuh PNS yang bisa kerja dari rumah, ngga kaya beberapa perusahan yang sudah mulai ada kebijakan bekerja dari rumah.

And so on....the battle of WM vs SAHM continues. Tapi bagi saya ngga ada yang lebih baik daripada yang lain. After all. SURGA berada di bawah telapak kaki ibu. No matter who you are, a mother is GREAT. period.